Pengertian berbicara menurut beberapa ahli:
- Tarigan: Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan . Pengertian tersebut menunjukkan dengan jelas bahwa berbicara berkaitan dengan pengucapan kata-kata yang bertujuan untuk menyampaikan apa yang akan disampaikan baik itu perasaan, ide atau gagasan.
- Brown dan Yule: Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi bahasa untuk mengekspresikan atau menyampaikan pikiran, gagasan atau perasaan secara lisan. Pengertian ini pada intinya mempunyai makna yang sama dengan pengertian yang disampaikan oleh Tarigan yaitu bahwa berbicara berkaitan dengan pengucapan kata-kata.
- Haryadi dan Zamzani: Secara umum, berbicara dapat diartikan sebagai suatu penyampaian maksud (ide, pikiran, isi hati) seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan sehingga maksud tersebut dapat dipahami orang lain. Pengertian ini mempunyai makna yang sama dengan kedua pendapat yang diuraikan diatas, hanya saja diperjelas dengan tujuan yang lebih jauh lagi yaitu agar apa yang disampaikan dapat dipahami oleh orang lain.
- St. Y. Slamet dan Amir: Pengertian berbicara sebagai keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan sebagai aktivitas untuk menyampaikan gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan penyimak. Pengertian ini menjelaskan bahwa berbicara tidak hanya sekedar mengucapkan kata-kata, tetapi menekankan pada penyampaian gagasan yang disusun dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan penyimak atau penerima informasi atau gagasan.
Kesimpulan dari beberapa pendapat di atas bahwa berbicara ialah kemampuan mengucapkan kata-kata
dalam rangka menyampaikan atau menyatakan maksud, ide, gagasan, pikiran, serta
perasaan yang disusun dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan penyimak agar
apa yang disampaikan dapat dipahami oleh penyimak.
Berbicara
merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa ragam lisan yang bersifat
produktif. Sehubungan dengan keterampilan berbicara ada tiga jenis situasi
berbicara, yaitu interaktif, semiinteraktif, dan noninteraktif. Situasi-situasi
berbicara interaktif, misalnya percakapan secara tatap muka dan berbicara lewat
telepon yang memungkinkan adanya pergantian antara berbicara dan menyimak, dan
juga memungkinkan kita meminta klarifikasi, pengulangan atau kita dapat meminta
lawan bicara memperlambat tempo bicara dari lawan bicara. Kemudian, ada pula
situasi berbicara yang semiinteraktif, misalnya alam berpidato di hadapan umum
secara langsung. Dalam situasi ini, audiens memang tidak dapat melakukan
interupsi terhadap pembicaraan, namun pembicara dapat melihat reaksi pendengar
dari ekspresi wajah dan bahasa tubuh mereka. Beberapa situasi berbicara dapat
dikatakan betul-betul bersifat noninteraktif, misalnya berpidato melalui radio
atau televisi.
Berikut ini
beberapa keterampilan mikro yang harus dimiliki dalam berbicara. Seorang
pembicara harus dapat: - Mengucapkan bunyi-bunyi yang berbeda secara jelas sehingga pendengar dapat membedakannya;
- Menggunakan tekanan dan nada serta intonasi yang jelas dan tepat sehingga pendengar dapat memahami apa yang diucapkan pembicara;
- Menggunakan bentuk-bentuk kata, urutan kata, serta pilihan kata yang tepat;
- Menggunakan register datau ragam bahasa yang sesuai terhadap situasi komunikasi, termasuk sesuai ditinjau dari hubungan antara pembicara dan pendengar;
- Berupaya agar kalimat-kalimat utama (the main sentence constituents) jelas bagi pendengar;
- Berupaya mengemukakan ide-ide atau informasi tambahan guna menjelaskan ide-ide utama;
- Berupaya agar wacana berpautan secara selaras sehingga pendengar mudah mengikuti pembicaraan.
2 komentar:
makna berbicara menurut para ahli?
Terimakasih artikel ini sangat membantu saya dlm skripsi.
Tuhan berkati 🙏
Posting Komentar